By tedytirta
Seringkali saya membaca dan mendengar orang menggunakan kata “narsis”. Sayapun beberapa kali pernah menggunakan kata tersebut. Narsis dapat diartikan sebagai tindakan mengagungkan diri sendiri. Dulu saya pertama kali tahu istilah narsis dari teman saya ketika dia banyak memajang fotonya sendiri di blognya. Saya sendiri tidak tahu apakah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata narsis sudah dibukukan atau belum. Tapi tahukah Anda mengapa sampai ada istilah narsis?
Kata narsis diadaptasi dari mitologi Yunani tentang seorang dewa yang bernama Narcissus. Mencari di Google saya akhirnya mendapatkan situs ini, di dalamnya dibahas mitologi tentang Narcissus. Di Wikipedia saya juga menemukan artikel tentang Narcissus. Ada beberapa versi yang berkembang berkaitan dengan mitologi ini. Yang pertama menuliskan mitologi ini adalah seorang penyair Yunani bernama Ovid. Berikut saya tuliskan saduran dari beberapa artikel tersebut.
Narcissus adalah seorang tokoh dalam mitologi Yunani. Narcissus diceritakan sebagai seorang dewa yang memiliki wajah tampan. Dia adalah anak dari dewa sungai, Cephissus. Ibunya adalah seorang bidadari bernama Liriope. Ketika Narcissus masih kecil, seorang peramal (Tiresias) berkata kepada kedua orang tuanya bahwa anak mereka akan berumur panjang apabila tidak melihat dirinya sendiri. Akibat ketampanannya banyak yang jatuh cinta kepada Narcissus. Salah satunya bidadari tersebut bernama Echo yang jatuh cinta kepadanya.
Tidak seorang pun yang dibalas cintanya oleh Narcissus. Demikian pula Echo. Echo hidup dalam kesendirian dan kesedihannya. Dewi Nemmesis mendengar doa Echo yang cintanya ditolak tersebut. Nemessis mengutuk Narcissus supaya jatuh cinta kepada bayangannya sendiri. Kutukan tersebut menjadi kenyataan ketika Narcissus melihat bayangan dirinya di sebuah kolam. Dia tak henti-hentinya mengagumi sosok yang terlihat dari pantulan air di kolam itu. Sampai matinya dia terus memandangi bayangan dirinya tersebut.
Ada sebuah versi lain yang mengatakan bukan Echo yang jatuh cinta kepada Narcissus melainkan seorang pria bernama Ameinias. Kesal “dikejar-kejar” Ameinias, Narcissus mengiriminya sebuah pedang sebagai hadiah. Kesal karena cintanya ditolak Ameinias bunuh diri di hadapan Narcissus dengan pedang yang dihadiahkan kepadanya. Sebelum bunuh diri, Ameinias mengutuk Narcissus bahwa Narcissus akan jatuh cinta kepada bayangannya sendiri dan dalam keputusasaannya Narcissus akan bunuh diri.
Nah itu sepenggal cerita tentang asal-usul kata “narsis”. Paling tidak saya jadi tahu mengapa kata narsis sering digunakan untuk mendeskripsikan tindakan mengagungkan, memuja, atau menyombongkan diri sendiri.